Jumat, 02 November 2012

WHAT'S NeW

SAMPAH
Mendengar istilah Sampah pasti sudah tak asing lagi di telinga kita, terbayang dan terlintas dalam benak kita berupa tumpukan barang limbah yang tidak sedap dilihat serta beraroma busuk menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak (wikipedia). Sampah dapat berada pada setiap fase / materi, yaitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam fase cair dan gas, terutama dalam fase gas sampah ini disebut sebagai emisi berkait dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi). 
Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, dan sampah pertambangan. Sedangkan menurut sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu; 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dll, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya plastik, botol, kaleng dll.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang lebih baik dari cara pembakaran. Empat ( 4R ) prinsip yang dapat digunakan dalam menangani masalah sampah : 
  • Reduce (Mengurangi); upayakan meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. 
  • Re-use (Memakai kembali); pilihlah barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai, buang). 
  • Recycle (Mendaur ulang); barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Saat ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.  
  • Replace (Mengganti); Ganti barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Dengan menerapkan beberapa prinsip diatas, bisa dipastikan volume sampah yang ada dipermukaan bumi dapat dikendalikan. Lingkungan akan lebih indah, bersih dan sehat. Hal ini sebagai wujud partisipasi dan kepedulian terhadap lingkungan, sehingga akan memperpanjang usia bumi.



Produksi SAMPAH di beberapa daerah di Indonesia

Setiap hari, satu orang dapat menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah (kompas.com). Sampah-sampah tersebut berasal dari beberapa sumber yang tterbagi dalam beberapa sumber, seperti :

Sampah Dari Rumah Tangga
Sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, plastik, kaleng, dll.



Sampah dari pertanian
sampah hasil  pertanian tergolong bahan organik seperti  jerami dan sejenisnya. Sampah hasil pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang mengurangi penguapan dan menghambat pertumbuhan gulma.

Sampah dari perdagangan dan perkantoran
Sampah yang dihasilkan dari perdangan, seperti toko, pasar tradisional, swaalayan dan warung dapat berupa kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang dihasilkan dari lembada pendidikikan dan perkantran pemerintahan dan swasta terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, dll.

 Sampah Dari Industri
Sampah yang dihasilkan dari industri merupakan sampah dari rangkaian proses produksi, pengemasan, dan perlakuan produk.

Sampah Dari Sisa Bangunan Dan Kontraksi Gedung
Sampah yang dihasilkan dari pembangunan dan pemugaran gedung dapat berupa bahan norganik maupun bahan anorganik. Dari bahan organik, seperti kayi, bambu, dan triplek. Bahan anorganik berupa pasir, semen, batu bata, ubin, besi, baja, kaca, dan kaleng.

Sampah yang Berasal Dari Jalan Raya
Sampah yang dihasilkan dari jalan raya berupa kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, daun-daunan yang jatu, plastik, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan, dll.

 Sampah yang Berasal Dari Pertambangan
Sampah yang dihasilkan dari pertambangan seperti batu-batuan, pasir, tanah cadas, sisa pembakaran (arang), dll.

Sampah yang Berasal dari Peternakan dan Perikanan
Sampah yang dihasilkan dari peternakan dan perikanan terdiri dari kotoran-kotoran hewan, sisa-sisa makanan, bangkai hewan, dan sebagainya.



Begitu banyak, sampah yang dapat diproduksi oleh tiap individu. Untuk mengantisipasi akumulasi timbunan sampah yang setiap hari bertambah, Kementerian Lingkungan Hidup menggalakkan program Bank Sampah.

"Dengan produksi sampah setiap hari 2,5 liter per orang, sebenarnya kita bisa memanfaatkan potensi ini sehinggga mengurangi biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir," kata Massenelliyarti Hilman, Deputi IV Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup, Senin (12/9/2011) di Yogyakarta.

Dengan memilah sampah organik dan anorganik, menurut Nelly, bisa dihasilkan manfaat. Setiap Bank Sampah diharapkan mampu menampung sampah yang diproduksi 1.000 orang. Dari jumlah itu muncul potensi pendapatan sebesar Rp 750.000 hingga Rp 1 juta per bulan.

Di setiap kota, Kementerian Lingkungan Hidup mentargetkan minimal pembangunan lima Bank Sampah. Saat ini sudah ada 175 kota yang mulai mengembangkan Bank Sampah.

"Dari sampah organik bisa dihasilkan pupuk dan energi alternatif. Sampah anorganik bisa dijual kepada lapak-lapak barang bekas untuk didaur ulang. Pembagiannya, uang penjualan barang bekas 85 persen untuk pemilik sampah dan 15 persen lainnya untuk pengelola Bank Sampah," tambahnya.

PEMASARAN SAMPAH
Dewasa ini limbah merupakan masalah yang cukup  serius, terutama dikota-kota besar. Sehingga banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta maupun secara swadaya oleh masyarakat untuk menanggulanginya, dengan cara mengurangi, mendaur ulang maupun memusnahkannya. Namun semua itu hanya bisa dilakukan bagi limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga saja. Lain halnya dengan limbah yang di hasilkan dari upaya medis seperti Puskesmas, Poliklinik, dan Rumah Sakit. Karena jenis limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori biohazard  yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat zat yang membahayakan lainnya, sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu diatas 800 derajat celcius.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Saat ini disekitar kita sudah banyak masyarakat yang peduli akan pengelolaan sampah, pemanfaatan sampah dan pemasaran sampah. Sampah yang selama ini biasanya kita dibuang begitu saja, ternyata masih bisa diolah kembali antara lain dalam bentuk produk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan unik.
Sebagai contoh, Hendrati ( 53 ) warga Karanggeneng, Boyolali, seorang ibu rumah tangga dengan 6 orang anak, PNS di Subdin UKM Kab. Boyolali, merupakan sosok yang kreatif dalam pemanfaatan dan pemasaran sampah. Dari tangannya sampah atau limbah ini ternyata bisa dimanfaatkan dan dipasarkan menjadi barang yang bernilai ekonomis, dan bisa menambah penghasilan. Bahkan dari kegiatan pemanfaatan dan pemasaran limbah ini Hendrati mendapatkan penghargaan dari Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar.
 Hendrati, mengawali usaha pemanfaatan dan pemasaran limbah dengan membuat usaha kerajinan dengan bahan baku dan daur ulang limbah koran bekas. Usaha dirintis sekitar satu setengah tahun yang lalu. Dengan bahan kertas koran yang selama ini diacuhkan, dibiarkan menumpuk, atau hanya dijual kilo-an dengan harga sekitar Rp. 1800 per/ kg, ternyata melalui tangan Hendrati bisa disulap menjadi kerajinan yang sangat menarik dan bermanfaat, seperti tempat payung, box tisu, dan vas bunga dll. Dengan kreativitas yang dimiliki, Hendrati bisa membuat barang limbah menjadi sesuatu yang sangat berguna. Tidak hanya kertas koran bekas yang dia sulap. Setelah berkutat dengan limbah koran bekas, Hendrati mulai mencoba berkarya dengan berbagai limbah pertanian, seperti biji – bijian, kulit jagung, pelepah batang pisang, tangkai padi. 
Selama ini kita menganggap kulit jagung, pelepah batang pisang tidak bernilai ekonomis, akan tetapi oleh Hendrati, barang – barang tersebut bisa dibuat menjadi bunga buatan, bros, pigura dan masih banyak lagi. Belum lagi bila kita melihat salah satu karya Hendrati berupa hiasan dinding yang terbuat dari anyaman lidi. Batang – batang lidi dianyam sedemikian rupa, dan dihias dengan bunga- bunga yang terbuat dari pelepah pisang, biji – bijian. Hasilnya bisa digunakan sebagi hiasan dinding yang eksotis dan sangat ramah lingkungan.
Salah satu karya Hendrati yang menghantarnya hingga meraih penghargaan dari Meneg Lingkungan Hidup berupa miniatur binatang mirip katak yang dinamakan “Timi”. Timi terbuat dari kulit buah jagung ( klobot ) yang dikumpulkan di daerah sekitar Tlatar. Kulit buah jagung yang selama ini hanya sebagai bahan bakar, bisa disulap mejadi barang pajangan yang juga berfungsi sebagai tempat pensil. Produk tersebut langsung laris di pasaran dengan harga jual berkisar Rp. 20.000,- / buah. Dalam sehari, produk “ Timi “ yang dihasilkan sekitar 50 buah. Saat ini dalam proses pembuatannya telah mempekerjakan 5 orang. Kerajinan ini telah dipasarkan ke beberapa kota seperti Jakarta, dan kota lain di Jawa serta Bali.
Daya kreativitas yang dimiliki oleh Hendrati dalam pemanfaatan barang – barang tersebut, menimbulkan ketertarikan beberapa pihak. Beberapa ibu rumah tangga saat ini terpikat untuk mempelajari pemanfaatan limbah tersebut. Di sela – sela rutinitas rumah tangga, mereka meluangkan waktu untuk belajar membuat barang kerajinan.
Semangat dan kreativitas yang dimiliki Hendrati tentunya dapat  sebagai contoh dan pantas untuk ditiru, disamping membantu dalam memecahkan permasalahan lingkungan seperti sampah, ternyata sangat membantu peningkatan penghasilan rumah tangga. Terlebih lagi pada masa – masa krisis ekonomi saat ini, kreatifitas dan terobosan untuk menciptakan pekerjaan sangat diperlukan. 
disarikan dari Majalah Boyolali Tersenyum